Coba Seks Tukar Pasangan

Kala usia pernikahan 1 tahun Rina sempat hamil, namun sayangnya saat melahirkan, bayi yang dilahirkan Rina meninggal dunia, penyebab kematian bayi Rina menurut dokter yang menangani saat itu, karena perkembangan organ paru paru sang bayi tidak sempurna, lalu kemudian 6 bulan berikutnya Rina hamil Kembali, namun saat usia kandungan 4 bulan dia harus keguguran, sejak saat itu baik Andi dan Rina sepakat untuk menunda kehamilan, hingga Rina lulus dan wisuda, namun walau begitu baru saat usia pernikahan 3 tahun akhirnya mereka dikarunia putra.

Karier Andi sendiri tidak terlalu berkembang dengan pesat, bahkan cenderung lambat, saat teman satu angkatannya sudah menjadi kasub, Andi hanya menjadi pns tanpa jabatan, malah dia sering ditugaskan ke wilayah yang kering, bukan rahasia umum koneksi dalam pekerjaan sangat dibutuhkan, sedangkan andi tidak punya koneksi yang bisa memberikan sebuah tugas untuk mengangkat prestasinya. Karakter antara suami istri andi dan Rina cukup berbeda, jika andi kesannya kaku dan serius, maka istrinya adalah wanita muda yang menarik dan supel. Saat kuliah dulu Rina mempunyai banyak teman, baik pria atau wanita, saat masih kuliah Rina sering mendapat pekerjaan menjadi spg pameran automotive karena koneksinya yang luas, dan tentunya penampilan fisiknya yang menunjang.

Saat ini Andi ditugaskan di cabang sebuah bumn di kota solo, jawa tengah, sudah hampir 6 bulan andi pindah bertugas, pasangan Andi dan Rina menempati sebuah rumah dinas yang tidak terlalu jauh dari kantor, akbar anak mereka tidak ikut pindah, orang tua Rina melarang akbar dibawa, dan kebetulan akbar baru saja masuk sekolah SD, Andi dan Rina beranggapan repot kalau harus urus surat2 pindah sekolah Kembali. Apalagi jarak solo ke Jakarta juga tidak terlalu jauh. Terkadang sebulan sekali saat jumat sore bergantian Rina atau Andi menengok putra semata wayang mereka, dan minggunya mereka balik ke solo.

Kehidupan Rumah tangga Andi dan Rina berjalan normal saja, walau saat awal pernikahan mereka, dengan karakter Rina yang periang, dia sempat sulit beradaptasi dengan suaminya yang cenderung kaku, namun seiring berjalannya waktu, Rina mencoba untuk memahami karakter suaminya itu

Tak terlalu banyak pertengkaran dalam 10 tahun kehidupan rumah tangga mereka, hubungan intim juga berjalan biasa2 saja, karena andi adalah pria konservatif dalam hubungan intim pun cenderung kaku, Rina tidak pernah mengoral ataupun di oral oleh suaminya, hubungan intim yang mereka lakukan ya begitulah, jujur saja Rina merasa kehidupan seksual mereka tidak pernah seru, hanya sebatas kewajiban saja, tak pernah sekalipun Rina merasakan orgasme saat berhubungan intim dengan suaminya, tak pernah sekalipun dalam sepuluh tahun pernikahan mereka.

Namun walau begitu Rina adalah seorang wanita yang di didik dengan baik oleh orang tuanya, baginya itu bukanlah perkara besar (paling tidak sekarang ini, saat ini), selama ini suaminya sudah menjadi suami yang bertanggung jawab, semua gajinya diserahkan ke Rina, pulang selalu tepat waktu, bahkan hari liburpun tidak pernah suaminya itu keluyuran gak jelas tanpa sepengetahuan Rina, saat ini Rina merasa itulah yang terbaik, rasa ketidakpuasan dalam hubungan seksual bisa dia kesampingkan, Rina hanya ingin menjadi ibu rumah tangga yang baik buat keluarga kecilnya.

Malam itu setelah asik berchat ria di grup WAG, Rina lalu mencharge hpnya, dan kemudian dia pergi tidur, sebelumnya dia sempat video call dengan akbar putranya. Andi masih asik dengan pekerjaannya di laptop, setelah menyelesaikan pekerjaan dia mematikan laptop, dan masuk ke kamar, dilihatnya istrinya sedang tidur, dia kemudian tidur disamping istrinya, dia merasa horni malam itu, kemudian didekatinya istrinya yang sedang tidur, Andi kemudian berbisik “bun, dah tidur?” Rina hanya mendehem “ehmm”. “bun, ayah pengen..”.

Andi membuka kancing piyama Rina, Andi selalu takjub melihat payudara istrinya, kebiasaan Rina yang tidak menggunakan BH saat tidur, membuat Andi langsung melihat buah dada istrinya yang begitu putih dengan putting agak pucat, diremasnya buah dada istrinya, Rina membuka matanya sedikit, gairahnya perlahan mulai terusik, saat suaminya mengenyot putingnya, menjilati buah dadanya bergantian kiri kanan. Andi lalu menarik celana Panjang piyama istrinya itu, dan kemudian membuka celana dalam istrinya, Rina benar2 sudah terjaga sekarang, perlahan dia angkat pinggulnya agar suaminya bisa membuka cd nya dengan mudah.

Andi semakin terangsang melihat gundukan tembem di tengah selangkangan istrinya, pahanya yang mulus dengan kulit agak kemerahan, bulu kemaluan yang terawat dengan baik, membuat penis Andi semakin tegang, andi mengelus belahan vagina istrinya, sambil mulutnya tetap mengenyot putting istrinya. “yah mainin dong vagina aku dengan lidah” kata Rina, namun kata kata itu hanya tersimpan di tenggorokan, Rina merasa malu untuk mengatakan itu, Rina yang terpejam mencoba menikmati gairahnya yang semakin meninggi akibat kenyotan suaminya pada putingnya yang sensitive, entah sejak kapan andi tau2 sudah telanjang bulat, dia memposisikan dirinya didepan selangkangan istrinya, kaki Rina direngangkan, Rina kemudian membuka matanya melihat aksi suaminya itu “kok udah mau masukin aja yah” lagi lagi kata kata itu hanya di tenggorokan saja tertinggal, dia biarkan penis suaminya mencoba memasuki liang vaginanya, terasa perih saat penis suaminya masuk, bukan karena penis itu besar, tapi karena lubrikasi vaginanya belum sempurna akibat rangsangan yang kurang.

Gesekan penis suaminya di kulit vaginanya terasa perih, namun walau begitu vagina akan secara alamiah memaksakan pelumasan, perlahan Rina mulai terbiasa, Rina merasa penis suaminya timbul tenggelam dalam radar syaraf vaginanya, kadang terasa ada, kadang hilang, bagai sinyal hp yang suka penuh atau lenyap. Rina mencoba mendesah, tapi apa yang mau didesahkan sedangkan syaraf vaginanya mengirim sinyal yang hilang timbul ke otaknya, tak berapa lama Andi mengejam dan mengeram “hhooohh aohh” Rina merasakan ada cairan meleleh di permukaan vaginanya, dan Rina tau persis itu bukan lender rangsangannya, tapi itu cairan air mani suaminya, ya suaminya sudah klimaks padahal Cuma sekitar 2 menit lalu suaminya menghujam vagina Rina dengan penis mungilnya. “ohh” andi kemudian ambruk kesamping Rina, tak lama terdengar dengkurannya, Rina hanya melirik ke suaminya yang sedang asik mendengur, dia kemudian bangkit dari ranjang, menuju ke kamar mandi.

Rina membersihkan sperma suaminya yang masih tertinggal dalam vaginanya, dalam kamar mandi dia kemudian mengobel vaginanya sendiri, dia duduk di closet, Rina mengobel vaginanya mengeluarkan seluruh sperma suaminya itu, perlahan dia lalu mengelus klitorisnya sendiri, Rina ber masturbasi perlahan dengan pasti dia kemudian mencapai kepuasan dengan jarinya sendiri. “sudah sepuluh tahun menikah, kamu tetap tak bisa memuaskan aku bang, aku bisa memuaskan diriku lebih baik dari dirimu” batin Rina.

Seminggu kemudian..

Malam itu Andi dan Rina menghadiri acara perkenalan atasan baru andi di kantor, Pak Frans Wenda baru saja diangkat menjadi kepala cabang bumn tempat andi bertugas, dalam hirarki pekerjaan, Andi adalah bawahan langsung Pak Frans Wenda. Pak Frans Wenda sendiri adalah seorang pria dari maumere, papua, usianya saat ini sudah 52 tahun, sebelumnya beliau bertugas di Kalimantan, postur pak Frans Wenda sendiri seperti orang papua pada umumnya, tinggi besar dengan kulit kehitaman, karakternya sangat ramah, murah senyum.

Andi menghampiri Pak Frans Wenda yang sedang menerima ucapan selamat dari beberapa koleganya “selamat malam pak Frans Wenda, saya andi dan ini istri saya Rina, selamat ya pak atas promosinya.” Ujar andi, “ohh anda pak andi ya, terima kasih pak andi, dan terima kasih buat bu Andi yang sudah hadir” kata Frans Wenda sambal bersalaman dengan andi dan Rina, mata Frans Wenda melekat ke Rina yang saat itu tampil anggun dengan gamis hitam yang kontras dengan bagian pergelangan tangan yang tidak tertutup gamis “pak andi pria beruntung, istri bapak sangat anggun sekali dan cantik” ujar Frans Wenda sambil tersenyum.

Rina merasa tidak nyaman berhadapan dengan atasan baru suaminya ini, ada kilatan aneh dimata Frans Wenda saat bertatapan dengannya, Rina hanya tersenyum menanggapi ucapan pak Frans Wenda, “ah bapak bisa saja, oh ya istri bapak mana” tanya Andi kemudian, Frans Wenda lalu menjawab “istri saya sudah meninggal pak andi, anak anak juga sudah besar, mereka bersekolah di luar kota semua”, “ohh maaf pak saya tidak tahu” timpal andi merasa canggung, “gak apa2 pak andi” jawab Frans Wenda kemudian, “jadi bapak disolo ini tinggal sendiri?” kata andi. “ya pak andi, saya juga kan sebentar lagi memasuki masa pensiun” jawab Frans Wenda. “oh ya maaf pak andi saya mau menelpon Jakarta dulu, silahkan pak andi nikmati hidangan yang saya suguhkan, silahkan bu andi” ujar Frans Wenda kemudian mengakhiri perbincangan mereka, andi dan Rina kemudian menuju tempat suguhan makanan, sambil nelpon Frans Wenda memperhatikan punggung kedua pasangan tersebut terutama Rina, dia sempat melihat pergelangan kaki Rina yang tak tertutup gamis, terlihat putih bersih. Perlahan ada desiran di hati Frans Wenda.

“Yah kok aku merasa aneh ya dengan atasan ayah yang baru itu” kata Rina saat dalam mobil di perjalanan pulang dari acara syukuran tadi. “maksud bunda apanya yang aneh, ada ada aja perasaan bunda ini, apa karena dia dari papua, jadi keliatan serem” timpal andi sambil tersenyum, “gak lah bukan fisiknya, tapi entahlah aku canggung aja dekat dia tadi” ujar Rina kemudian, “sudahlah jangan berpikiran aneh2, edwin cerita katanya pak Frans Wenda itu bos yang baik” ujar andi kemudian sambil fokus menyetir. “ohh ya mas Edwin sekarang dimana yah” tanya Rina, dia tau Edwin adalah kawan suaminya satu Angkatan saat masuk jadi pns dulu. “Edwin sekarang ada di bandung bun, dia jadi kasub di kantor cabang utama” jawab andi. Rina yang saat itu menyender di kursi, kemudian bangun dan kemudian melihat suaminya yang sedang fokus mengemudi, “yah maaf ya, kok karier ayah beda sih dengan Edwin, walaupun golongan ayah sama, tapi Edwin udah dapat jabatan kasub.” Tanya Rina agak sedikit takut kalau suaminya tersinggung, sejenak andi menoleh ke istrinya, lalu Kembali fokus ke depan “kata si edwin sih,kariernya sekarang banyak dibantu pak Frans Wenda bun, makanya Edwin bilang ayah beruntung bisa dapat atasan kaya pak Frans Wenda, soalnya beliau pernah jadi atasan si Edwin, ya mudah2an aja nanti karier ayah juga bakalan dibantu ya bun” jawab andi. “aamiin semoga ya yah” timpal Rina.

Andi menghadiri lokakarya di kantor pusat di Jakarta, disana dia kemudian memanfaatkan waktunya untuk bertemu akbar buah hatinya, spankbang tanpa lupa dia bervideo call dengan istrinya yang telah rindu dengan akbar. Dalam lokakarya itu ternyata Edwin juga hadir.

“Hai bro dah lama gak jumpa kita, gimana kabar lu bro?” kata Edwin saat coffe break, mereka ngobrol di taman depan kantor pusat.”baik2 aja win, sehat2 seperti yang lu liat, hebat win karier lu sekarang, selamat ya” jawab andi, “makasih bro, oh ya gimana bos yang baru itu pak Frans Wenda, lu beruntung bro dapet bos kaya dia, jujur aja klo gak ada dia gw gak bakalan bisa dapet jabatan kaya sekarang ini” ujar Edwin, “baru sebulan sih dia jadi atasan di kantor, jadi gw gak tau beruntungnya hehe” jawab andi. “di dunia hirarki gini, lu musti bisa ngertiin kemauan bos, klo lu dah ngerti kemauan bos, kemauan lu juga bakalan lu dapetin, kaya karier lu, contohnya gw nih.” Lanjut Edwin. “gw gak paham win” kata andi bingung, ” yailah di, pantesan karier lu mandeg, sori to say bro jangan tersinggung..” ujar Edwin kemudian, namun saat akan melanjutkan ucapannya, hp Edwin berbunyi, “bntar bro gw terima telpon dulu, dari bos gw” pamit Edwin.

Tak lama Edwin Kembali “gini bro abis lokakarya kita ngobrol lagi, kayaknya lu musti gw latih nih biar peka” ucap Edwin, “latih lu kira gw artis sirkus” jawab andi sambl tertawa, “nah mungkin biar lu bisa jadi artis sirkus, makanya perlu dilatih, karena dunia kita ini sirkus hahaha” kata Edwin kemudian terbahak2, andi hanya mengernyitkan dahi bingung dengan perkataan temannya ini. Akhirnya mereka berpisah.

“Ah yang bener lu win?” ucap andi agak sedikit kaget mendengar cerita Edwin tentang pak Frans Wenda. “gw ngomong apa adanya di, tapi walau mesum kaya gt, pak Frans Wenda itu koneksinya luas ke bos2 pusat, lu tau gak koneksinya bisa luas, karena pak Frans Wenda megang kartu matinya bos2 itu, makanya rekomendasi dari pak Frans Wenda lgsg di acc aja, kaya gw nih contohnya, pak Frans Wenda rekomendasiin gw ke bos2 pusat untuk jadi kasubag di kantor cabang utama bandung, gak lama sk gw nongol” ujar Edwin sambal meghisap rokoknya dalam2. Andi hanya tercenung saja, dia bingung mau ngomong apa, “pak Frans Wenda lu liat sendiri kan bersahaja, berwibawa, pasti orang2 gak bakalan nyangka ya kan, tapi kalau kita tau sebenernya itu benefit buat kita di, kita tau dan kita bisa memberi apa yang dia pengen, maka apa yang kita pengen juga bisa dia wujudkan.” Lanjut Edwin lagi. Malam semakin larut..obrolan mereka terus berlanjut.

Di pesawat garuda yang membawanya pulang ke solo, andi tercenung mengingat cerita Edwin malam itu “pak Frans Wenda itu suka cewek di, tapi juga yang eksklusif, bukan perek, dia dulu naksir karyawan yang kebetulan asisten gw, pas gw tau kemauan dia, gw pepet terus tuh asisten gw, emang sih asisten gw itu dah punya suami, tapi ya gitulah, pak Frans Wenda maunya cewek itu, akhirnya singkat kata gw berhasil meyakinkan tuh cewek, jadilah affair, dan suami si cwek itu tau tapi ya gak bisa apa2, karena suaminya juga lagi nganggur mau gimana lagi. Tapi kemudian pak Frans Wenda dipindah ke Kalimantan, dan affair itu juga berakhir, cewek itu juga baik2 aja rumah tangganya. Terakhir2 ini gw juga gak tau apa mereka masih berhubungan atau nggak”,

Frans teringat ucapan Rina saat di mobil dulu yang mengatakan pak Frans Wenda aneh memandangi dia, kadang andi juga merasa aneh sejak pertemuan di acara penyambutan, pak frans semakin rajin mengundang dia dan Rina dengan alasan menemani makan malam, namun andi tak pernah berpikir hal lain, mungkin pak Frans Wenda kesepian di solo dan juga kan dia baru di solo.

Namun setelah mendengar cerita Edwin, semua itu terlihat puzzle yang menyatu menjadi prasangka yang sungguh jelas “apakah pak Frans Wenda menyukai Rina?”, perlahan ada sesuatu yang membangunkan fantasinya, andi sendiri juga bingung, kenapa perasaan ketika laki2 lain menyukai istrinya membuat hatinya berdesir, bukan berdesir geram, tapi desiran yang merangsang kelelakiannya.

Membayangkan pak Frans Wenda yang tinggi besar hitam legam itu menyukai istrinya yang cantik putih mulus, istri cantiknya yang memiliki putting dan vagina kemerahan pucat..oohh .. membuat penis andi menegang. Tubuhnya agak hangat. “ah sialan..” tak lama pesawat garuda tersebut mendarat di bandara adi sumarmo solo.

“Gimana yah lokakaryanya, lancar kan semua” tanya Rina yang saat itu mengemudikan mobil menjemput suaminya di bandara, andi memandangi istrinya, lengan istrinya yang tersingkap saat menyetir dibalik gamisnya terlihat begitu kontras

Sepuluh tahun menikah, andi masih saja heran kenapa lengan istrinya bisa putih mulus seperti itu. “loh ditanya malah diem, masa jet leg sih hihihi” ucap Rina kemudian sambil melihat sekilas ke suaminya, ” eh..ya lancar bun, btw aku ketemu Edwin disana” jawab andi, “ohh mas Edwin ikut juga toh” kata istrinya, andi hanya mengangguk. “ayah aku udah masak di rumah, aku tau ayah pasti laper ya kan” ucap Rina, “aku kayaknya lapar yang lain juga bun” batin andi. Gairahnya perlahan semakin naik melihat leher istrinya yang mulus, melihat bibir istrinya saat bicara terbayang bibir tebal pak Frans Wenda melata di sekujur tubuh istrinya, api gairah mulai tersulut, “kenapa aku menjadi seperti ini” batin andi bingung.

Sesampainya di rumah, andi segera menuju kamar, dan Rina kemudian ke dapur menyiapkan makanan buat suaminya, sesaat kemudian Rina masuk ke kamar mengajak suaminya makan, “bun ayah pengen..” ucap andi, Rina melihat kilatan aneh dimata suaminya itu, kilatan seperti mata harimau yang sedang menatap mangsa sebelum menerkam, Rina agak bergidik ” ih ayah kita makan dulu yuk tuh udah aku siapin, nanti..” belum selesai Rina menyelesaikan ucapannya, bibirnya di terkam oleh harimau gelagapan Rina menerima serangan ini.

Rina merasakan begitu berbedanya suaminya saat ini, andi menciumi bibir istrinya dengan ganas, dijilatinya leher Rina, disedotnya leher samping Rina, Rina juga mulai terpengaruh, gairahnya mulai muncul, andi membuka gamis Rina dengan terburu2 seolah tak sabar untuk segera menuntaskan birahinya yang tiba2 datang, mulutnya terus menyedot leher Rina.

Setelah pakaian rina terbuka, andi mendorong Rina ke Kasur, Rina kaget juga, tiba tiba suaminya yang selama ini konservatif, kok sekarang jadi buas, Rina semakin memuncak gairahnya Ketika putingnya yang sensitive disedot dalam oleh andi, dengan nalurinya Rina menekan kepala andi agar semakin intens menyedot putingnya, sesaat menikmati gairah yang meninggi, tiba tiba Rina kaget, penis andi mulai masuk, “ohh jangan dulu ayah” bisik Rina lirih..”aku dah gak tahan bun”.

Andi kemudian mengenjot Rina dengan cepat ” tahan ayah, tahan sebentar lagi” bisik Rina, “bun ayah mau keluar..” ucap andi sambil terus memompa penisnya ke liang senggama istrinya yang merekah kemerahan ‘Tahan ayah, jangan keluar dulu..tahan” ucap Rina lirih, gairahnya baru mau mulai bangkit namun bagai api yang belum sempat besar tiba2 tersiram air, gairahnya Kembali memudar saat suaminya kemudian ambruk, Rina hanya mendengus kesal “aku kira sudah jadi harimau, tapi ternayata masih kucing garong levelnya” batin Rina kesal.

Rina kemudian memungut baju2nya yang berserakan, sebagai istri yang baik dia tak ingin menampakan kekecewaannya dihadapan suaminya, dia tetep bersikap baik. “ayah yuk kita makan sekarang” andi hanya menggumam tak lama dia mendengkur.

cerita Edwin tentang pak Frans Wenda semakin mengikis pelan2 akal sehatku, entah dr mana aku bisa menjadi anggota suatu forum dewasa, aku jadi rajin membaca postingan cuckold, yang menceritakan tentang suami yang mengizinkan istrinya selingkuh, aku semakin larut dalam gairah sendiri, namun gairah itu hanya kusimpan untukku, aku blm pernah bercerita apapun tentang hal ini pada Rina, sikap pak Frans Wenda terhadap Rina juga masih dalam kewajaran, tak pernah dia kurang ajar pada istriku, begitu pula sikap pak Frans Wenda terhadapku di kantor, semua terlihat professional, tanpa sedikitpun dia bertanya menyerempet istriku.

Namun setelah ku observasi selama 1 bulan terakhir ini, aku semakin yakin kalau pak Frans Wenda tertarik pada istriku, aku terkadang pura2 menyuruh istriku datang ke kantor mengantarkan dokumen yang sengaja kutinggal, terkadang mengundang pak Frans Wenda makan di rumah aku beralasan pada istriku ingin baik2in bos, setiap istriku datang ke kantor atau saat pak Frans Wenda makan di rumahku, diam2 aku selalu meperhatikan gerak gerik beliau, dan dari pengamatanku, aku yakin pak Frans Wenda tertarik pada istriku. Ya Tuhan, kenapa aku jadi seperti ini, ya aku cemburu dengan itu semua, tapi cemburuku itu malah membuat aku jadi semakin gairah, perasaan cintaku kepada istri semakin kuat, sepuluh tahun perasaanku biasa2 saja, sekarang aku menyadari betapa cantiknya istriku saat pria lain menyukainya. Tambah lagi pengaruh cerita cukold yang kubaca, semakin tenggelam aku dengan fantasi yang terlarang.

Akal sehatku semakin hilang, bagaimana caranya agar istriku bisa menuruti fantasiku, kalau aku paksakan, dia pasti akan menolak mentah2, aku mulai dengan bercerita tentang suami cukold yang kubaca di postingan forum semprot, reaksi istriku terkesan jijik dengan semua yang kuceritakan, namun terus ku cekoki pikiran dia dengan cerita2 lain, aku musti bersabar, kesabaran satu2nya cara untuk merealisasikan fantasiku, ya, aku harus sabar..

Ada apa dengan bang andi, kenapa dia akhir2 ini sering sekali mengajak aku bersetubuh, selama 10 tahun pernikahan, intensitas hubungan intim kami hanya 4 kali dalam sebulan, tapi akhir2 ini bisa seminggu 4 kali bang andi menyetubuhiku, kuperhatikan setiap aku bertemu pak Frans Wenda saat mengantar dokumen tertinggal, malamnya bang andi langsung menyetubuhiku, begitu juga saat pak Frans Wenda datang makan malam ke rumah kami, saat pak Frans Wenda pulang bang andi langsung menarik diriku ke kamar dan menyetubuhiku, namun sayangnya walau kuantitas meningkat, tapi kualitas tidak ada yang berubah, bang andi belum pernah membuat aku orgasme, aku jadi bertanya2 dalam hati apakah penis bang andi termasuk kecil? Aku belum pernah melihat penis laki2 lain selain milik suamiku.

Tambah lagi cerita cerita bang andi yang bikin dia jadi aneh, kenapa dia menceritakan suami yang mengizinkan istrinya selingkuh, dan lain2 apa maksud dia aku gak mengerti, apakah dia menyuruh aku selingkuh?, apakah dia merasa tidak bisa memuaskan aku, lalu memancing agar aku selingkuh? Apa maksud bang andi? Jangan jangan dia menyuruhku berselingkuh dengan pak Frans Wenda bos nya? Soalnya dia begitu penasaran bertanya pada ku tentang cara pak Frans Wenda memandang diriku, dan juga kenapa setiap aku bertemu pak Frans Wenda, bang andi menjadi begitu bergairah? Tiba tiba menjadi harimau wannabe..hihihi aku geli mendengar kata2 ku sendiri harimau wannabe.

Andi dan Rina sedang menonton televisi di rumah, sejak tadi Rina merasa ada sesuatu yang ingin di bicarakan suaminya ini, “ayah ada apa sih, televisi nyala, tapi pikiran ayah kayak mikirin sesuatu” tanya Rina. Andi kemudian menatap Rina “bun, ayah mau ngomong sesuatu” ucap andi. “mau ngomongin apa sih, kok serius amat kayaknya” tanya Rina agak berdebar jantungnya, andi kemudian mematikan televisi dan mengajak istrinya ke meja makan, mereka duduk berhadapan. ” tapi bunda janji, apapun yang ayah mau omongin, bunda gak boleh bereaksi berlebihan ya” kata andi dengan tatapan serius ke Rina. Semakin berdebar jantung Rina mendengar itu, dia mulai menduga2 apa yang akan diomongin oleh suaminya. Rina hanya diam menatap suaminya, “bun janji ya” tanya andi kemudian, “baik bunda janji” jawab Rina singkat, lalu andi mengutarakan semua yang dia ingin katakan saat itu.

“APA!!!, maksud ayah apa sih, bunda disuruh rayu pak Frans Wenda buat karier ayah, ya? Apa ayah sadar ngomong ini” Rina begitu marah mendengar ucapan suaminya tadi. “bun kan ayah dah bilang, bunda jangan bereaksi berlebihan, kan bunda tau sendiri pak Frans Wenda menyukai bunda, mungkin kalau bunda rayu dikit, maksudnya kalau bunda yang omongin ke dia untuk bantu karier ayah mungkin bisa dia bantu” ucap andi merasa serba salah, “ayah tega banget ya, aku ini istrimu yah, masa aku disuruh ngerayu lelaki lain, sungguh tega kamu” Rina berkata sambal menangis dan kemudian pergi meninggalkan andi yang hanya tercenung.

Andi tak lama masuk juga ke kamar, dia merasa bersalah pada istrinya, tak menyangka istrinya bisa semarah itu, perlahan dia berbaring disamping istrinya yang tidur miring memunggunginya, “bun maafin ayah ya, ayah Cuma prustasi bun, seperti bunda bilang karier ayah kaya gini2 terus, mandeg karena ayah gak ada koneksi, sekeras apapun ayah kerja, selamanya ayah gak akan mengisi jabatan fungsional, maafin ayah ya bun, ayah jadi nyakitin hati bunda” ucap andi lirih, Rina hanya diam mendengar kata2 suaminya itu, dia tau suaminya orang baik, pekerja keras, gak pernah nakal diluaran, mungkin gara gara aku yang ingin bang andi punya jabatan kya teman2nya membuat dia prustasi, tapi Rina juga merasa ucapan andi di meja makan tadi menyinggung martabatnya sebagai seorang istri..perlahan malam semakin larut dalam keheningan.

Rina masih kesal dengan suaminya, pagi itu walau masih menyiapkan sarapan buat suaminya, dia bersikap dingin, andi yang merasa suasana hati istrinya masih tidak enak, hanya diam saja.

Scroll to Top